Recent Posts

Sabtu, 02 April 2011

0 Keberagaman sebagai semangat baru menuju cita-cita suci Indonesia.

(OLEh A. JAZULI, ADVISOR KOMPAS PERIODE 2010-2011)

*) sebuah refleksi singkat
Temen-temen sekalian!
Heterogenitas berkebangsaan menjadi sebuah realitas yang tak terelakkan. Ini adalah sebuah keniscayaan yang mau tidak mau harus diakui keberadaanya. Keragaman suku, bahasa,serta budaya menjadi sebuah kewajiban bagi hidup diseluruh dunia. Tak terkecuali Indonesia.
Melihat dari sejarah kebangsaan Indonesia, menjadi sangat menarik untuk kita perbincangkan untuk kemudian mengambil signifikansi-signifikansi dari sejarah kelam yang pernah dialami.
Sejarah mecatat dalam kehidupan bangsa Indonesia terhadap fenomena-fenomena tragis yang sesungguhnya semua itu bertentangan dengan apa yang dicita-citakan Indonesia. Sebut saja tragedi Ambon, Tragedi Sampit di Kalimantan serta tragedi peperangan antar suku di kawasan Timur Indonesia cukup membuat bangsa ini semakin terjatuhkan kedalam lembah kebodohan hidup.
Temen-temen sekalian!
Sebagai sebuah refleksi; apakah kita sebelum dilahirkan pernah meminta kepada ibu kita untuk dilahirkan dengan agama, bahasa, budaya serta suku tertentu? Tentu saja tidak, bukan? Lantas mengapa kita selalu mempermasalahkan perbedaan yang sesungguhnya itu adalah sebuah keniscayaan? Menagapa kita terkadang memkasakan diri untuk menyeragamkan?
Dalam hadis, disebutkan bahwa Nabi Muhammad s.a.w. pernah bersabda sebagai berikut:
“Wahai Tuhan, Pemelihara hidupku beserta seluruh semesta alam: Aku menegaskan bahwa sekalian manusia adalah saling bersaudara” (Sunan Abi Daud I, 1369:211).
Dalam Pidato perpisahan di Padang Arafah, Nabi Muhammad s.a. w. juga menyatakan sebagai berikut:

“Seluruh manusia bagi Islam sama.. Orang Arab tidak lebih mulia dari yang lain. Orang Persia tidak lebih mulia dari orang Arab Si Kulit Putih pun tak lebih mulia dari si Kulit Hitam Tidak pula sebaliknya Kecuali atas derajat taqwa jua, Serta kebajikan terhadap sesamanya.”

Sehingga dalam berkebangsaan dengan heterogenitas yang sedemikian, hendakanya kita jadikan ibrah bukan malah menambah perpecahan antara satu dengan yang lainnya. Heterogenitas hendaknya menjadi semangat baru dalam berkebangsaan menuju Indonesia baru.




Oleh A. Jazuli

0 komentar:

Posting Komentar